Di tahun ajaran baru
ini aku mendapatkan teman baru, Winnie namany. Sejak pertama kami bertemu kami
langsung akrab, kami bersahabat, sahabat yang sangat dekat. Ia sudah menganggapku seperti adiknya aku pun
demikian menganggapnya seperti kakakku sendiri. Kakak yang tidak pernah aku
miliki karna memang aku terlahir sebagai anak tunggal. Winnie adalah sosok
perempuan yang sempurna di mataku ia cantik, pintar, memiliki mata yang indah
yang tidak dimiliki oleh semua perempuan dikelasku, satu lagi dia mempunyai
sifat yang sangat pemberani.
Tapi
suatu hari di bulan Desember yang dingin juga menjadi bulan yang merubah semua
yang ada di antara Aku dan Winnie. Aku pergi ke sekolah seperti biasa, tapi
ketika aku tiba di kelasku semua murid kelihatan heboh sekali, aku bertanya
pada salah satu teman sekelasku, Sarah dia menjawab kehebohan ini karna munculnya
kabar bahwa hari ini winnie tidak masuk, awalnya aku menganggap itu wajar karna
semua murid boleh sama tidak masuk sekolah dan sangat tidak masuk akal jikan
menjadi sebuah kehebohan dikelasku. Tapi aku sangat kaget ketika tahu bahwa
alasan Winnie tidak masuk karna sakit Aids yang di deritanya. Aku tidak tahu
harus berkata apa yang aku rasakan hanya ingin menangis mengingatnya, ia adalah
temanku, sahabatku, kakak ku kenapa dia bisa terjangkit virus menyeramkan itu.
Beberapa
hari berikutnya Winnie sudah mulai masuk sekolah dia duduk di tempat biasanya
kami duduk bersama sebagai teman sebangku, semua murid dikelasku menjauhi Winnie
demikian pula denganku, aku memilih duduk dengan dita dibangku paling belakang,
aku melihat Winnie menatapku dengan tatapan penuh kekecewaan dan mata yang
berkaca-kaca aku tidak berani menatap matanya karna aku takut sekali menangis
disaat itu juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar